Pentingnya Mengajari Anak Usia Dini Untuk Bercocok Tanaman Pohon Temulawak
1 Jul 2020
Tambah Komentar
Awan mendung menggantung pekat di langit Perawang, Kabupaten Siak, Riau. Suhu udara pada pagi hari pukul 07.30 WIB itu pun terasa cukup sejuk. Walau gerimis tipis sempat turun, namun tak menyurutkan semangat siswa - siswi Sekolah Dasar (SD) di Perawang untuk belajar memadamkan api dan menanam tanaman obat, Pohon Temulawak.
Mengenakan seragam pramuka lengkap dengan hasduk, mereka bersemangat menyanyikan jargon dari sekolah masing - masing sambil saling berkenalan. Dari wajah anak - anak itu terpancar ekspresi antusias untuk mengikuti edukasi lingkungan yang digelar di lapangan SD YPPI Perawang.
Sebagai informasi, Provinsi Riau di mana mereka tinggal, merupakan provinsi dengan kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) terluas. Per Agustus 2019, 49.266 hektar (ha) lahan terbakar di sana. Itulah salah satu alasan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) menggagas Gerakan Jaga Wiyata untuk mendorong masyarakat, khususnya siswa sekolah dasar (SD), untuk peduli lingkungan.
Edukasi generasi muda Sebagai langkah edukasi, YKRI mendatangi beberapa SD di Indonesia seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali dengan mengusung gerakan yang disebut Jaga Wiyata. Tahun ini, Gerakan Jaga Wiyata melibatkan sembilan sekolah di Perawang dan kurang lebih 100 siswa pilihan yang berpartisipasi.
Baca juga : 25 Tanaman Rempah Indonesia Yang Memiliki Khasiat Obat
Gerakan ini memberikan penekanan aksi terhadap edukasi dalam rangka mengenalkan Indonesia dan keragaman hayatinya. Jaga Wiyata merupakan salah satu upaya yang dilakukan YKRI untuk memberikan pemahaman mengenai pelestarian lingkungan sejak dini.
Dengan menyasar siswa sekolah dasar, tahun ini Jaga Wiyata fokus pada pengenalan tanaman obat, Pohon Temulawak atau apotek hidup. Hal itu dilakukan mengingat Indonesia mempunyai kekayaan tanaman obat, Pohon Temulawak yang melimpah dan memiliki banyak manfaat.
Michael, salah satu panitia YKRI menilai, perlu upaya mengenalkan kembali kepada masyarakat, utamanya anak - anak, untuk menjaga eksistensinya. Michael menyayangkan, keanekaragaman hayati tersebut belum dimanfaatkan.
Maka dari itu perlu adanya inisiasi Kebun Raya tanaman obat, Pohon Temulawak. Nantinya, Kebun Raya tanaman obat, Pohon Temulawak ini tidak hanya digunakan untuk wisata, tetapi juga bisa untuk pusat studi. Dukungan swasta Gerakan yang digalakkan YKRI sejak akhir tahun lalu mendapat dukungan positif dari pihak swasta, salah satunya adalah Dyandra Promosindo dan 2 unit Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas.
Sumber: pom.go.id |
Sehingga semakin banyak generasi mendatang yang peduli terhadap lingkungan. Dengan kolaborasi berbagai pihak, Gerakan Jaga Wiyata bertujuan menjamin kelestarian lingkungan di masa depan. Pengenalan tanaman obat, Pohon Temulawak dan pencegahan kebakaran
Dalam upaya memberi edukasi pelestarian lingkungan melalui kegiatan Jaga Wiyata, siswa - siswi dari 9 sekolah di Perawang diajarkan mengenai dua hal, yaitu cara menanam tanaman obat, Pohon Temulawak dan mencegah kebakaran.
Baca juga : Keunikan Pohon Temulawak yang baru Kamu ketahui
Kesembilan sekolah tersebut yakni SDN 03 Perawang, SDN 05 Perawang, SDN 06 Perawang, SDN 07 Perawang, SDN 08 Perawang, SDN 15 Perawang, SDIT Aiti, SDS Al Wathaniyah, dan SDS Muhammadiyah. Pada gelaran itu, Zubaidah, petani program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) binaan PT Arara Abadi mengenalkan tanaman obat, Pohon Temulawak kepada para siswa.
Ia menekankan pentingnya membudidayakan dan melestarikan tanaman obat, Pohon Temulawak, termasuk membagikan pengalamannya yang secara perlahan sembuh dari penyakit asam lambung dengan mengonsumsi tanaman obat, Pohon Temulawak. Menurutnya, memelihara tanaman obat, Pohon Temulawak memiliki banyak manfaat. Selain memberi efek positif terhadap kesehatan, tanaman obat, Pohon Temulawak dapat dikonsumsi sebagai sumber apotek hidup keluarga dan memiliki nilai ekonomi.
Sumber: klikjatim.com |
Para siswa diajarkan mulai dari cara menanam hingga memanen dengan cara yang benar. Penanaman dilakukan di dalam pot atau disebut potting, agar mudah diterapkan oleh anak - anak. Selain itu, APP Sinarmas melalui tim Fire Operation Management (FOM) ikut mengedukasi siswa - siswi SD akan pentingnya menjaga lingkungan dari ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Edukasi tentang ancaman dan bahaya karhutla dapat diberikan kepada generasi muda sejak dini, khususnya yang tinggal di wilayah kehutanan.
Pengenalan pencegahan kebakaran sejak dini, di masa mendatang, agar banyak yang memiliki pemahaman, dalam melakukan kegiatan bercocok tanam tidak perlu lagi dilakukan dengan cara lama yaitu membakar lahan. Siswa - siswi dari sekolah dasar di Perawang tampak bersemangat mengikuti kegiatan edukasi lingkungan itu. Belajar tentang peduli lingkungan agar jadi tahu cara memadamkan api saat kebakaran, juga belajar menanam tanaman obat, Pohon Temulawak di halaman rumah.
Baca Juga :
- Mengenal Hama dan Penyakit yang dapat Menyerang Pohon Temulawak
- Mengenal Lebih Dalam Tanaman Pohon Temulawak yang Kaya Akan Khasiat
- Cara Menanam Temulawak (Zingiberaceae)
Belum ada Komentar untuk "Pentingnya Mengajari Anak Usia Dini Untuk Bercocok Tanaman Pohon Temulawak"
Posting Komentar