Sering Disangka Sakura, Begini Sejarah Pohon Tabebuya
1 Jun 2020
Tambah Komentar
Pohon tabebuya kini secara tidak langsung telah menjadi ikon Kota Surabaya sejak menggegerkan jagat dunia maya beberapa tahun belakangan. Kota pahlawan tampak begitu berbeda semenjak pohon dan bunga tabebuya yang tumbuh di tiap jalan protokolnya bermekaran dan berjatuhan. Pohon beserta bunga berwarna putih dan merah mudah itu sempat dikira bunga sakura, padahal sakura bukanlah jenis tanaman yang bisa dengan mudah tumbuh di daerah tropis.
Pohon Tabebuya dengan Ketahanan Luar Biasa
Sumber: pics.davesgarden.com |
Baca juga : Anti Gagal, Ini Tips Menanam Pohon Tabebuya di Rumah
Kehadiran bunga-bunga ini tidak akan putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan. Bahkan, saat ini periode mekarnya bunga tabebuya bisa diatur dengan manipulasi pola pemupukan.
Habitat asli pohon tabebuya adalah di daerah beriklim kering sehingga tak heran, jika tabebuya seringkali dikatakan memiliki ketahanan hidup cukup tinggi. Hal ini sangat sesuai, karena tanaman penghijauan memang umumnya dihadapkan pada kondisi kurang penyiraman saat kemarau tiba.
Pohon tabebuya merupakan salah satu jenis pohon hias terpopuler yang bisa tumbuh di berbagai jenis tanah yang termasuk dalam daerah tropis maupun subtropis. Tabebuya juga dikenal sebagai pohon rendah pemeliharaan. Bahkan, Anda hanya perlu memangkas tabebuya jika ada tangkai yang mati atau rusak saja. Sementara hama maupun penyakit yang secara umum kerap menyerang beberapa jenis tanaman tertentu juga dikabarkan jarang mengganggu pohon tropis satu ini.
Sejarah Pohon Tabebuya
Sumber: caintaplantnursery.wordpress.com |
Kemudian, konsep tabebuya ini dihidupkan kembali oleh Bentham dan Hooker di tahun 1876. Pohon yang mulai marak dikembangkan ini pun terdiri dari berbagai spesies tanaman dengan daun majemuk sederhana.
Baca juga : Ingin Menanam Pohon Tabebuya? Kenali Dulu Jenis-jenisnya
Biasanya, pohon berbunga majemuk seperti ini termasuk dalam jenis pohon besar. Jadi tak heran ya, jika kita melihat pohon tabebuya yang ada di sepanjang jalur pedestrian di beberapa sudut kota yang ada di Indonesia tampak begitu rimbun. Sementara bunganya seringkali dikira sebagai bunga sakura yang identik dengan negeri matahari terbit alias Jepang.
Pohon Tabebuya Memiliki Lebih Dari 100 genus dengan Beragam Manfaat
Melansir dari laman Gardeningknowhow, tabebuya disebut juga sebagai pohon terompet. Bahkan, tanaman ini memiliki lebih dari 100 genus yang memiliki warna dan ciri pohon yang berbeda. Menariknya, sebagian besar genus tabebuya dibudidayakan sebagai pohon berbunga.Di Brazil dan beberapa negara dengan iklim hangat lainnya, pohon tabebuya digunakan dalam produksi industri cukup penting, seperti misalnya pembuatan furnitur. Pasalnya, spesies tanaman satu ini menghasilkan kayu yang cukup baik dan bernilai jual tinggi.
Sementara itu, budidaya pohon tabebuya dilakukan karena bunga-bunganya yang bermekaran memiliki warna-warni indah. Mulai dari merah muda, kuning, putih, magenta, dan juga merah. Jika dibandingkan dengan pohon-pohon berbunga lainnya, tabebuya memiliki satu kelebihan yang unik, yaitu bunga yang tidak gampang rontok.
Selain itu, bunga tabebuya ini umumnya memiliki lebar sekitar 3-11 sentimeter dengan kelopak menggantung dan membentuk beberapa kelompok. Bunganya berbentuk seperti tabung, tapi ringan dan bergerombol.
Biasanya, bunga tabebuya yang bermekaran di Indonesia memiliki warna keemasan. Namun, tak sedikit pula yang memiliki warna merah muda hingga ungu yang memesona. Sementara warna seperti putih, merah, dan magenta justru terbilang sangat langka dan bila diperjualbelikan, maka harganya pun bakal mencengangkan.
Menariknya, pohon tabebuya ternyata toleran dengan berbagai jenis tanah yang ada. Meski demikian, tabebuya hanya bisa tumbuh di lokasi yang hangat dan tidak terlalu ekstrem. Tanaman ini juga memiliki tingkat toleransi kekeringan cukup tinggi. Oleh sebab itu, tabebuya akan jauh lebih baik di tanam di tanah yang subur dan memiliki sistem drainase sempurna.
Karena tabebuya berasal dari Brazil yang dikenal sebagai negara di garis ekuator, maka tabebuya dikatakan mampu beradaptasi dengan lokasi yang memiliki sinar matahari terik. Selain itu, tabebuya juga relatif tahan penyakit dan hama yang merugikan.
Struktur ranting tabebuya tergolong rindang. Meski yang ditanam di pedestrian jalan umumnya terlihat tidak terlalu tinggi, pohon tabebuya ternyata mampu tumbuh hingga 50 meter di habitat aslinya. Pastinya, penyerapan karbon ataupun polusi bisa sedikit berkurang dengan adanya pohon ini.
Demikian penjelasan singkat mengenai sejarah dan kondisi fisik secara keseluruhan dari pohon tabebuya yang sayang untuk dilewatkan. Semoga bermanfaat.
Baca Juga :
Belum ada Komentar untuk "Sering Disangka Sakura, Begini Sejarah Pohon Tabebuya"
Posting Komentar