Lomba Panjat Pohon Pinang: Sejarah Dunia
1 Jun 2020
Tambah Komentar
Panjat pohon pinang (Bahasa Inggris: Greasy Pole) adalah permainan rakyat yang sudah terkenal di Indonesia sejak zaman penjajahan kolonial Belanda. Saat itu Belanda sering sekali mengadakan permainan ini dalam mengisi acara hajatan yang digelarnya.
Belanda juga mengadakan lomba panjat pohon pinang saat memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhemina. Sementara itu yang menjadi peserta dalam lomba panjat pohon pinang tersebut adalah warga pribumi Indonesia yang kesulitan ekonomi dan kesulitan makanan.
Warga pribudi rela bersusah payah berlomba lomba memanjat pohon pinang karena dipuncak pohon tersebut sudah tergantung hadiah-hadiah. Hadiah tersebut seperti roti, gandum, beras maupun pakaian yang sebelumnya telah digantung oleh pihak Belanda.
Ternyata permainan lomba panjat pohon pinang tidak saja terkenal di Indonesia. Panjat pohon menjadi tradisi tersendiri di beberapa dari berbagai belahan bumi. Tradisi panjat pohon pinang di negara-negara tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang disesuaikan dengan sosial budaya negara masing-masing. Sejarah di Dataran Cina
Permainan lomba panjat pohon pinang sudah terkenal di dataran Cina sejak zaman kerajaan Dinasti Ming pada tahun 1368-1644. Cina mengenal permainan panjat pohon pinang dengan sebutan qiang-gu. Namun saat masuk ke zaman Dinasti Qing pada tahun 1644-1911, permainan panjat pohon pinang ala Cina ini tidak diperbolehkan oleh otoritas kerajaan untuk diselenggarakan.
Hal ini dikarenakan adanya korban jiwa saat beberapa kali permainan ini diadakan saat peserta jatuh dari ketinggian. Kemudian pada tahun 1895, masuk di era Dinasti Qing, pihak kerajaan menyerahkan Pulau Formosa kepada pihak Kekaisaran Jepang. Pulau Formosa ini kelak menjadi Negara Taiwan.
Adanya proses peralihan kepemilikan Pulau Formosa membuat permaian qiang-gu diperbolehkan untuk diadakan kembali. Bahkan penyelenggaraan qiang-gu atau permainan panjat pohon pinang ala Cina ini terus dilaksanakan dan menjadi tradisi tersendiri bagi masyarakat Taiwan. Biasanya mereka menyelenggarakan qiang-gu untuk merayakan Festival Hantu atau Cioko.
Permaian panjat pohon pinang sudah terkenal didaerah tersebut sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi (abad 5 M - 15 M) atau abad pertengahan. Di negara tersebut permainan ini terkenal dengan istilah gostra. Penduduk Malta memainkan permainan gostra untuk meramaikan perayaan Festival Saint Julian.
Prajurit Amerika itu memanjat tiang bendera untuk mengganti bendera Inggris (Union Jack) dengan bendera Amerika (Stars and Stripes). Saat itu memang tentara pasukan Inggris telah meninggalkan New York karena Perang Revolusi Amerika sudah berakhir. Adanya peristiwa bersejarah tersebut membuat warga New York memperingatinya dengan mengibarkan bendera Stars and Stripes (bendera Amerika) setiap tanggal 25 November.
Selain di negara-negara tersebut, permainan panjat pohon pinang juga memiliki sejarah, asal usul, nama istilah dan tradisi tersendiri di beberapa negara lain. Misalnya negara di Benua Eropa seperti Spanyol, Rusia, dan Italia, negara-negara di Asia Selatan, kemudian memasuki negara-negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Indonesia dan Filiphina.
Permainan panjat pohon pinang dibeberapa negara diselenggaran dengan tujuan sebagai bentuk hiburan masyarakat dan penyelengaraannya di waktu-waktu tertentu pada perayaan- tertentu. Namun di negara lain, panjat pohon pinang menjadi bentuk peristiwa patriotik bersejarah.
Di Indonesia sendiri panjat pohon pinang menjadi suatu momentum untuk mengisi hari kemerdekaan Indonesia. Permainan tradisional ini memiliki beberapa nilai-nilai positif, diantaranya nilai gotong royong, ketangkasan, sosial dan sportivitas. Walaupun permainan panjat pohon pinang ini memiliki kontroversi, setidaknya permainan ini mengandung nilai-nilai positif tersebut.
Belanda juga mengadakan lomba panjat pohon pinang saat memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhemina. Sementara itu yang menjadi peserta dalam lomba panjat pohon pinang tersebut adalah warga pribumi Indonesia yang kesulitan ekonomi dan kesulitan makanan.
Warga pribudi rela bersusah payah berlomba lomba memanjat pohon pinang karena dipuncak pohon tersebut sudah tergantung hadiah-hadiah. Hadiah tersebut seperti roti, gandum, beras maupun pakaian yang sebelumnya telah digantung oleh pihak Belanda.
Permainan lomba panjat pohon pinang sudah terkenal di dataran Cina sejak zaman kerajaan Dinasti Ming pada tahun 1368-1644. Cina mengenal permainan panjat pohon pinang dengan sebutan qiang-gu. Namun saat masuk ke zaman Dinasti Qing pada tahun 1644-1911, permainan panjat pohon pinang ala Cina ini tidak diperbolehkan oleh otoritas kerajaan untuk diselenggarakan.
Hal ini dikarenakan adanya korban jiwa saat beberapa kali permainan ini diadakan saat peserta jatuh dari ketinggian. Kemudian pada tahun 1895, masuk di era Dinasti Qing, pihak kerajaan menyerahkan Pulau Formosa kepada pihak Kekaisaran Jepang. Pulau Formosa ini kelak menjadi Negara Taiwan.
Adanya proses peralihan kepemilikan Pulau Formosa membuat permaian qiang-gu diperbolehkan untuk diadakan kembali. Bahkan penyelenggaraan qiang-gu atau permainan panjat pohon pinang ala Cina ini terus dilaksanakan dan menjadi tradisi tersendiri bagi masyarakat Taiwan. Biasanya mereka menyelenggarakan qiang-gu untuk merayakan Festival Hantu atau Cioko.
Sejarah di Malta
Permainan yang serupa dengan panjat pohon pinang tidak hanya diselenggarakan di Cina. Permainan ini sudah merambat ke Eropa bagian selatan. Salah satu negara di benua tersebut yang memainkan permainan ini adalah Malta.
Baca Juga :
- Cara Paling Tepat Menanam Pohon Kaktus Dari Biji
- Ciri Ciri Pohon Pinus Hitam Jepang (Pinus thunbergii) Di Alam Liar
Permaian panjat pohon pinang sudah terkenal didaerah tersebut sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi (abad 5 M - 15 M) atau abad pertengahan. Di negara tersebut permainan ini terkenal dengan istilah gostra. Penduduk Malta memainkan permainan gostra untuk meramaikan perayaan Festival Saint Julian.
Sumber: chinadaily.com.cn |
Sejarah di Now York, Amerika Serikat
Permainan panjat pohon pinang juga merambah ke negara di benua Amerika, yaitu Amerika Serikat. Permainan ini mempunyai sejarah tersendiri di negara tersebut, khususnya di Kota New York. Sejarah permainan panjat pohon pinang dimulai pada 25 November 1783. Saat itu salah satu prajurit Amerika Serikat yang bernama John van Arsadale memanjat tiang bendera yang sebelumnya telah dilumuri minyak oleh tentara pasukan Inggris.Prajurit Amerika itu memanjat tiang bendera untuk mengganti bendera Inggris (Union Jack) dengan bendera Amerika (Stars and Stripes). Saat itu memang tentara pasukan Inggris telah meninggalkan New York karena Perang Revolusi Amerika sudah berakhir. Adanya peristiwa bersejarah tersebut membuat warga New York memperingatinya dengan mengibarkan bendera Stars and Stripes (bendera Amerika) setiap tanggal 25 November.
Selain di negara-negara tersebut, permainan panjat pohon pinang juga memiliki sejarah, asal usul, nama istilah dan tradisi tersendiri di beberapa negara lain. Misalnya negara di Benua Eropa seperti Spanyol, Rusia, dan Italia, negara-negara di Asia Selatan, kemudian memasuki negara-negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Indonesia dan Filiphina.
Di Indonesia sendiri panjat pohon pinang menjadi suatu momentum untuk mengisi hari kemerdekaan Indonesia. Permainan tradisional ini memiliki beberapa nilai-nilai positif, diantaranya nilai gotong royong, ketangkasan, sosial dan sportivitas. Walaupun permainan panjat pohon pinang ini memiliki kontroversi, setidaknya permainan ini mengandung nilai-nilai positif tersebut.
Sumber: intens.news.com |
Baca Juga :
Belum ada Komentar untuk "Lomba Panjat Pohon Pinang: Sejarah Dunia"
Posting Komentar