Tanaman Aglaonema Sebagai Ladang Bisnis yang Menjanjikan
6 Mei 2020
Tambah Komentar
Salah satu tanaman hias yang memiliki potensi bisnis menanjak adalah aglaonema atau biasa disebut dengan julukan Sri Rejeki.
Tanaman hias ini mulai digemari para pecinta tanaman hias untuk dibudidaya karena perawatan dan pengembakbiakannya cenderung sangat mudah dilakukan. Jadi, tak heran kalau tanaman aglaonema mulai dijadikan sebagai ladang bisnis.
Tak hanya kelas menengah ke atas saja, melainkan kelas menengah pun juga mulai hobi menjadi konsumen tanaman aglaonema.
Tanaman yang mampu memberi keindahan teras rumah maupun dalam ruang menjadikan aglaonema sangat populer. Keindahan itu dibentuk dari daunnya yang khas akan warna dan bentuknya.
Berbagai jenis aglaonema yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu ke atas seperti Aglaonema Lady Valentine, Snow White, Butterfly, dan Snow White. Ada pun yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu ke bawah seperti aglaonema Jubilee contohnya. Di mana Aglaonema Jubilee yang umumnya berisi 7 sampai 8 batang dengan tinggi sekitar 50 cm bisa dibanderol dengan harga Rp 100 ribu.
Tak hanya sebatas Rp 100 ribu saja, bahkan aglaonema bisa dibanderol dengan harga mencapai Rp 900 ribu. Contohnya adalah aglaonema Costatum yang umumnya berisi 6 batang. Tak mau kalah, bahwa ada jenis aglaonema lebih mahal dengan harga Rp 2,5 juta yaitu aglaonema sun-sun. Untuk jenis aglaonema seperti ruwa raiwa dibanderol dengan harga 2 juta, sedangkan aglaonema yang paling mahal adalah aglaonema dut anjamani yang harganya bisa mencapai 3 juta rupiah.
Warna daun, bentuk, ukuran, dan usia menjadi faktor nilai jual dari tanaman hias aglaonema. Karena aglaonema yang memiliki ukuran besar dengan usia yang lebih dewasa harganya lebih mahal dibandingkan aglaonema yang masih muda. Aglaonema yang sudah dewasa siap untuk dikembangkan dengan mengambil tunas untuk bibit baru.
Tak hanya itu, nilai jual aglaonema juga dipengaruhi dari simetris atau kekompakan pertumbuhan daunnya. Semakin kompak dan simetris daun aglonema, maka semakin tinggi nilai jual aglaonema tersebut.
Bahkan dari tangkai aglaonema pun kita juga bisa menentukan nilai jual dari tanaman hias ini. Semakin pendek tangkainya, maka semakin mahal harganya. Karena tangkai yang pendek memberi nilai estetika yang tinggi, dibandingkan dengan tangkai panjang.
Jika dilihat secara fisik, aglaonema hampir mirip dengan tumbuhan talas. Karena dari bentuk daunnya yang lebar dan didominasi dengan daunnya. Namun, bedanya aglaonema tidak terlalu suka dengan air. Sehingga dalam perawatan aglaonema, tak perlu banyak air saat menyiramnya.
Cukup tiga atau empat hari sekali untuk menyiram aglaonema. Menyiramnya pun bukan dengan sistem guyur, melainkan cukup disemprot saja sudah cukup.
Pada dasarnya, jika air terlalu berlebihan malah bisa merusak pertumbuhan aglaonema itu sendiri. Karena air yang berlebihan bisa menumbuhkan jamur dan menyerang akar nantinya. Dampaknya, tanaman aglaonema akan membusuk, dan pertumbuhannya tidak bisa optimal.
Ada lagi salah satu faktor yang membuat aglaonema membusuk bahkan bisa mati adalah suhu yang terlalu dingin. Namun, bukan berarti aglaonema bisa tumbuh di suhu yang tinggi. Karena tanaman aglaonema hanya bisa tumbuh di tempat yang lembab. Itulah sebabnya, kebanyakan aglaonema diletakkan di dalam ruangan sebagai penghias sudut ruang.
Suhu yang cocok untuk aglaonema sekitar 35 derajat celcius yang mana terhindari dari sinar matahari langsung.
Sedangkan untuk media tanam yang cocok untuk aglaonema adalah tanah yang gembur. Bisa juga kita menambahkan pupuk sebagai media tambahan untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Kita pun juga bisa meletakkan aglaonema di media tanam berupa tanah liat. Karena tanah liat mampu menghemat air untuk pertumbuhan aglaonema sebagai cadangan nutrisi.
Tanaman aglaonema sangat cocok dijadikan sebagai ladang bisnis karena sangat minim resiko kematiannya sekitar 20 sampai 30 persen saja. Kematian tersebut biasanya terjadi karena serangan penyakit dan hama. Penyakit itu berupa pembusukan pada akar tanaman yang disebabkan oleh jamur Pythium spp.
Jamur tersebut tumbuh karena area media tanam terlalu lembab dan basah. Dengan tumbuhnya jamur, maka aglaonema mengalami gangguan berupa warna yang memudar dan kurangnya cahaya.
Nah, sebagai ladang bisnis, maka kita perlu awas benar dalam merawat dan memelihara tanaman hias aglaonema.
Tanaman hias ini mulai digemari para pecinta tanaman hias untuk dibudidaya karena perawatan dan pengembakbiakannya cenderung sangat mudah dilakukan. Jadi, tak heran kalau tanaman aglaonema mulai dijadikan sebagai ladang bisnis.
Tak hanya kelas menengah ke atas saja, melainkan kelas menengah pun juga mulai hobi menjadi konsumen tanaman aglaonema.
Berbagai jenis aglaonema yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu ke atas seperti Aglaonema Lady Valentine, Snow White, Butterfly, dan Snow White. Ada pun yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu ke bawah seperti aglaonema Jubilee contohnya. Di mana Aglaonema Jubilee yang umumnya berisi 7 sampai 8 batang dengan tinggi sekitar 50 cm bisa dibanderol dengan harga Rp 100 ribu.
Tak hanya sebatas Rp 100 ribu saja, bahkan aglaonema bisa dibanderol dengan harga mencapai Rp 900 ribu. Contohnya adalah aglaonema Costatum yang umumnya berisi 6 batang. Tak mau kalah, bahwa ada jenis aglaonema lebih mahal dengan harga Rp 2,5 juta yaitu aglaonema sun-sun. Untuk jenis aglaonema seperti ruwa raiwa dibanderol dengan harga 2 juta, sedangkan aglaonema yang paling mahal adalah aglaonema dut anjamani yang harganya bisa mencapai 3 juta rupiah.
Warna daun, bentuk, ukuran, dan usia menjadi faktor nilai jual dari tanaman hias aglaonema. Karena aglaonema yang memiliki ukuran besar dengan usia yang lebih dewasa harganya lebih mahal dibandingkan aglaonema yang masih muda. Aglaonema yang sudah dewasa siap untuk dikembangkan dengan mengambil tunas untuk bibit baru.
Tak hanya itu, nilai jual aglaonema juga dipengaruhi dari simetris atau kekompakan pertumbuhan daunnya. Semakin kompak dan simetris daun aglonema, maka semakin tinggi nilai jual aglaonema tersebut.
Bahkan dari tangkai aglaonema pun kita juga bisa menentukan nilai jual dari tanaman hias ini. Semakin pendek tangkainya, maka semakin mahal harganya. Karena tangkai yang pendek memberi nilai estetika yang tinggi, dibandingkan dengan tangkai panjang.
Jika dilihat secara fisik, aglaonema hampir mirip dengan tumbuhan talas. Karena dari bentuk daunnya yang lebar dan didominasi dengan daunnya. Namun, bedanya aglaonema tidak terlalu suka dengan air. Sehingga dalam perawatan aglaonema, tak perlu banyak air saat menyiramnya.
Baca Juga :
Cukup tiga atau empat hari sekali untuk menyiram aglaonema. Menyiramnya pun bukan dengan sistem guyur, melainkan cukup disemprot saja sudah cukup.
Pada dasarnya, jika air terlalu berlebihan malah bisa merusak pertumbuhan aglaonema itu sendiri. Karena air yang berlebihan bisa menumbuhkan jamur dan menyerang akar nantinya. Dampaknya, tanaman aglaonema akan membusuk, dan pertumbuhannya tidak bisa optimal.
Ada lagi salah satu faktor yang membuat aglaonema membusuk bahkan bisa mati adalah suhu yang terlalu dingin. Namun, bukan berarti aglaonema bisa tumbuh di suhu yang tinggi. Karena tanaman aglaonema hanya bisa tumbuh di tempat yang lembab. Itulah sebabnya, kebanyakan aglaonema diletakkan di dalam ruangan sebagai penghias sudut ruang.
Suhu yang cocok untuk aglaonema sekitar 35 derajat celcius yang mana terhindari dari sinar matahari langsung.
Sumber: amazonaws.com |
Jamur tersebut tumbuh karena area media tanam terlalu lembab dan basah. Dengan tumbuhnya jamur, maka aglaonema mengalami gangguan berupa warna yang memudar dan kurangnya cahaya.
Nah, sebagai ladang bisnis, maka kita perlu awas benar dalam merawat dan memelihara tanaman hias aglaonema.
Baca Juga :
Belum ada Komentar untuk "Tanaman Aglaonema Sebagai Ladang Bisnis yang Menjanjikan"
Posting Komentar