Punya Ratio Kandungan Sama, Ini Perbedan Pupuk NPK Pusri dan Phonska

Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk kimia yang banyak dipakai banyak petani. Ada banyak manfaat jika seseorang memakai pupuk NPK salah satunya membuat hasil panen menjadi lebih berkualitas. Tak hanya sampai situ, pupuk ini juga membuat tanaman lebih tahan terhadap penyakit.

Pupuk NPK juga memiliki banyak jenis yang dibedakan berdasarkan kandungan unsur nitrogen, phospat dan juga kalium. Semua itu tergantung dari jenis tanaman hingga fungsi yang mau dicapai oleh tanaman. Beberapa contoh jenis pupuk yang banyak dipakai adalah pupuk NPK Pusri dan Phonska.

Kedua pupuk ini sama-sama memiliki ratio 15-15-15. Artinya kandungan NPK dari kedua pupuk ini sama-sama 15%. Lantas apa perbedaan dari keduanya? Adakah manfaat tertentu dari kedua buah tanaman ini?

Mengenal Pupuk NPK Pusri 15-15-15

Pupuk ini diproduksi oleh PT. Pupuk Sriwijaya di Palembang. Banyak petani yang senang memakai pupuk ini karena ini adalah salah satu jenis pupuk bersubsidi. Untuk melihat bedanya pupuk subsidi dan tidak, coba lihat dari warnanya. Biasanya pupuk NPK bersubsidi memiliki warna merah muda.

Sementara pupuk NPK yang tidak bersubsidi berwarna abu-abu. Untuk komposisinya, pupuk ini memiliki nitrogen yang berasal dari urea. Kandungan urea ini membuat pupuk satu ini cocok untuk tanaman padi. Kandungan NPK Sementara Phospat dalam pupuk ini sebanyak 15% yang berasal dari batuan phospat. Sementara untuk Kalium berasal dari KCL.

Untuk harga pupuk satu ini sebenarnya tidak terlalu tinggi dan berbeda-beda antar daerah karena memang jenis pupuk yang bersubsidi. Harganya kira-kira Rp 5-6 ribu per kilogram. Selain itu, NPK Pusri juga memproduksi jenis komposisi yang berbeda. Mulai dari pupuk NPK Pusri 12-12-17 dan tambahan Sulfur.

Tak hanya itu, kamu juga bisa menyesuaikan dengan kondisi tanaman. Produsen pupuk ini bisa menerima pesanan pupuk custom. Sebagai petani tentu memahami kondisi tanaman sehingga dapat menentukan dan memperkirakan kebutuhan tanaman tersebut.

Mengenal Jenis NPK Phonska

Pupuk ini juga diproduksi oleh BUMN yaitu Petrokimia. Jenis pupuk ini mirip dengan NPK Pusri. Maka pupuk ini juga masuk ke dalam jenis pupuk bersubsidi. Ada dua jenis dari pupuk NPK Phonska yaitu NPK Phonska dan NPK Phonska Plus. Ada hal yang membedakan antara yang biasa dan plus.

Untuk NPK Phonska Plus ada tambahan belerang sebanyak 9%. Selain itu, ada kandungan seng sebanyak kurang lebih 20000 ppm. Kurang lebih kandungannya seng 20009 miligram per 1 liter atau 2 gram per liter. Sementara itu, kandungan nitrogen, fosfor dan kalium sama-sama senilai 15%.

Nilainya sama-sama dengan pupuk Pusri. Fungsinya pun juga mirip yaitu untuk membantu memperkuat akar supaya bisa menyerap unsur hara lebih maksimal. Selain itu, ia juga membantu pertumbuhan bunga hingga hasil buah. Maka dari itu hasil panen akan jauh lebih maksimal.

Sumber: pusri.co.id

Untuk kandungan N dalam NPK Phonska berasal dari urea. Sementara kandungan K dari KCL. Hal ini juga sama dengan kandungan NPK Pusri. Kamu juga bisa mendapatkan jenis pupuk yang lebih premium. Sebab, NPK Phonska adalah versi standar karena pupuk subsidi.

NPK Petro Nitrat, Kebomas dan Petro Ningrat bisa kamu pakai untuk jenis pupuk yang lebih premium buatan Petrokimia. Salah satu jenis yang cukup digemari banyak orang adalah Petro Ningrat. Nitrogen dari pupuk ini ebrasa dari nitrat sementara kandungan kaliumnya bebas dari chlor. Dengan kata lain, urea dan KCL tidak dipakai oleh pupuk ini.



Itu dia tadi jenis pupuk NPK yang serupa namun memiliki sedikit perbedaan dalam hal kandungan tambahannya. Jenis pupuk ini sama-sama bermanfaat untuk tanaman supaya memenuhi unsur hara utamanya. Tak hanya itu, pupuk ini juga meningkatkan kekebalan tanaman. Hal ini membuat tanaman jadi tidak mudah sakit. Selain itu, bisa membuat batang tanaman bisa jadi lebih kokoh.

Hasil panen yang lebih maksimal juga dibarengi dengan efektivitas pemakaian pupuk. Jenis pupuk NPK cocok bagi tanaman sehingga bisa menyerap nutrisi dengan baik membuat pemakaian pupuk jadi lebih efektif. Pastinya biaya produksi jadi lebih murah dan lebih efisien.

Bagikan Artikel ini