Mengenal Cara Pembuatan Sistem Hidroponik Drip
1 Mei 2020
Tambah Komentar
Hidroponik tak hanya dipakai oleh orang yang senang menjalankan hobi ini saja. Petani profesional sekalipun juga memakai teknik ini. Hanya saja mereka akan memilih teknik yang dapat memproduksi tanaman hidroponik secara masal.
Salah satu teknik yang banyak dipakai adalah hidroponik drip. Sistem ini juga biasa disebut hidroponik tetes. Secara umum, sistem ini memiliki cara kerja untuk meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tanaman. Dengan kata lain, sistem ini menjaga agar tanaman tetap lembab.
Kamu juga membutuhkan pipa yang berfungsi untuk menjalankan air dari wadah nutrisi ke tanaman. Kamu juga perlu menyiapkan tabung yang berfungsi menjalankan larutan nutrisi sebagai tambahan pipa yang melakukan sirkulasi air tadi.
Air nutrisi tersebut akan turun ke bagian bawah wadah tanam yang sudah dilubangi. Setelah itu air tetesan tersebut akan dialirkan kembali ke wadah nutrisi. Sebenarnya mirip dengan sirkulasi nutrisi yang ada pada sistem NFT maupun DFT.
Hanya saja yang membedakan sistem ini dialirkan secara perlahan atau dengan tetesan-tetesan. Namun yang membedakan nutrisi akan dialirkan dari bagian atas tanaman. Maka dari itu, kamu juga tetap membutuhkan pompa untuk mengalirkan cairan nutrisinya.
Prinsipnya tetap sama yakni penggunaan kembali larutan nutrisi yang sudah dipakai. Sistem sirkulasi ini kerap disebut dengan sistem perbaikan. Sebab dengan sistem ini dapat memperbaiki larutan nutrisi yang sudah digunakan.
Dengan kata lain, kamu bisa menambah nutrisi dari sumbernya jika ingin memperbaiki nutrisi tersebut. Misalnya kamu bisa mengganti air karena pH nya tidak sesuai . Atau misalnya kamu ingin menambah larutan nutrisi karena sudah dipakai berkali-kali.
Maka dari itu, salah satu kunci penting saat memakai sistem ini adalah kontrol. Kamu harus sering mengecek pH yang dibutuhkan oleh tanaman secara berkala. Jangan lupa untuk mengubah larutan nutrisi. Dengan begitu, kamu bisa menjaga agar seluruh tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang tepat.
Sistem berikutnya adalah sistem drip non-sirkulasi. Tentu saja ada prinsip yang sedikit berbeda dalam sistem ini. Prinsipnya kamu akan menggunakan waktu dalam siklus pengairan. Ada penghitung waktu khusus untuk melakukan penyiraman pada jam-jam tersebut.
Jadi pada waktu yang ditentukan, kamu harus menyiram dan mengairi tanaman yang sedang ditanam. Jadi, larutan nutrisi atau air yang dialirkan adalah larutan air yang baru. Berbeda dengan sirkulasi yang terus menerus dialirkan dengan jenis nutrisi yang sama.
Larutan nutrisi yang dipakai dalam sistem ini memang tidak perlu perawatan yang sering. Kamu hanya perlu menyiapkan larutan nutrisi yang banyak. Setelah itu tuangkan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jadi kamu tak perlu terlalu sering mengecek kondisi nutrisi.
Hanya saja kamu perlu memastikan bahwa nutrisi yang sudah disiapkan memang tepat. Artinya jangan sampai kurang nutrisinya ataupun air yang dipakai tidak memiliki pH yang sesuai. Jika tidak tepat maka sia-sialah pengairan yang kamu lakukan dalam kurun waktu tertentu.
Itu dia prinsip serta cara menggunakan teknik hidroponik drip. Jika kamu ingin mencoba teknik lain hidroponik, kedua jenis cara ini bisa dicoba. Hanya perlu diingat keduanya sama-sama membutuhkan skill yang lebih dibanding teknik hidroponik pada umumnya.
Salah satu teknik yang banyak dipakai adalah hidroponik drip. Sistem ini juga biasa disebut hidroponik tetes. Secara umum, sistem ini memiliki cara kerja untuk meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tanaman. Dengan kata lain, sistem ini menjaga agar tanaman tetap lembab.
Persiapan Untuk Membuat Sistem Hidroponik Drip
Jika kamu tertarik membuat sistem hidroponik ini, ada beberapa alat dan bahan yang harus kamu siapkan. Pertama adalah wadah untuk akar tanaman yang tumbuh. Kemudian kamu juga membutuhkan wadah untuk menampung larutan nutrisi. Jangan lupa untuk menyiapkan pompa. Kamu bisa memakai pompa yang biasa dipakai untuk air mancur atau kolam ikan.Sistem Hidroponik Drip
Setelah tahu alat dan bahan yang dibutuhkan. Kamu juga harus mengetahui kerja sistem hidroponik drip. Larutan nutrisi yang ada di sebuah wadah akan dipompa melalui tabung atau pipa ke bagian atas media tanam. Nantinya larutan nutrisi itu akan mengalir turun hingga akar.Air nutrisi tersebut akan turun ke bagian bawah wadah tanam yang sudah dilubangi. Setelah itu air tetesan tersebut akan dialirkan kembali ke wadah nutrisi. Sebenarnya mirip dengan sirkulasi nutrisi yang ada pada sistem NFT maupun DFT.
Hanya saja yang membedakan sistem ini dialirkan secara perlahan atau dengan tetesan-tetesan. Namun yang membedakan nutrisi akan dialirkan dari bagian atas tanaman. Maka dari itu, kamu juga tetap membutuhkan pompa untuk mengalirkan cairan nutrisinya.
Sumber: simaless.blogspot.com |
Jenis-jenis Sistem Hidroponik Drip
Kamu yang ingin mencoba sistem ini sebaiknya mengetahui ada jenis sistem hidroponik drip yang bisa dipakai. Pertama adalah sistem drip sirkulasi. Sistem ini biasanya dipakai oleh petani rumahan. Sistem ini yang paling sering dipakai oleh banyak orang.Prinsipnya tetap sama yakni penggunaan kembali larutan nutrisi yang sudah dipakai. Sistem sirkulasi ini kerap disebut dengan sistem perbaikan. Sebab dengan sistem ini dapat memperbaiki larutan nutrisi yang sudah digunakan.
Dengan kata lain, kamu bisa menambah nutrisi dari sumbernya jika ingin memperbaiki nutrisi tersebut. Misalnya kamu bisa mengganti air karena pH nya tidak sesuai . Atau misalnya kamu ingin menambah larutan nutrisi karena sudah dipakai berkali-kali.
Maka dari itu, salah satu kunci penting saat memakai sistem ini adalah kontrol. Kamu harus sering mengecek pH yang dibutuhkan oleh tanaman secara berkala. Jangan lupa untuk mengubah larutan nutrisi. Dengan begitu, kamu bisa menjaga agar seluruh tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang tepat.
Sistem berikutnya adalah sistem drip non-sirkulasi. Tentu saja ada prinsip yang sedikit berbeda dalam sistem ini. Prinsipnya kamu akan menggunakan waktu dalam siklus pengairan. Ada penghitung waktu khusus untuk melakukan penyiraman pada jam-jam tersebut.
Jadi pada waktu yang ditentukan, kamu harus menyiram dan mengairi tanaman yang sedang ditanam. Jadi, larutan nutrisi atau air yang dialirkan adalah larutan air yang baru. Berbeda dengan sirkulasi yang terus menerus dialirkan dengan jenis nutrisi yang sama.
Larutan nutrisi yang dipakai dalam sistem ini memang tidak perlu perawatan yang sering. Kamu hanya perlu menyiapkan larutan nutrisi yang banyak. Setelah itu tuangkan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jadi kamu tak perlu terlalu sering mengecek kondisi nutrisi.
Itu dia prinsip serta cara menggunakan teknik hidroponik drip. Jika kamu ingin mencoba teknik lain hidroponik, kedua jenis cara ini bisa dicoba. Hanya perlu diingat keduanya sama-sama membutuhkan skill yang lebih dibanding teknik hidroponik pada umumnya.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Cara Pembuatan Sistem Hidroponik Drip"
Posting Komentar