Ciri Ciri Pohon Ujung Atap (Baeckea frutescens) Di Alam Liar
16 Jan 2020
Tambah Komentar
Ujung atap atau Cucur atap (Baeckea frutescens) adalah tanaman obat dan jamu-jamuan tradisional. Kayunya sering digunakan untuk membuat pagar, bedak, dan obat gosok.
Di Indonesia, pohon ujung atap dikenal dengan banyak nama, seperti Ujung atap (Kalimantan dan Sumatra), Aron (Aceh), Jungle-jungle dan Sapu atap (Bangka Belitung), Si-gamei-gamei (Minangkabau), Permainan (Batak), Sawajane dan Sawajale (Sulawesi), Wile-wile (Baliem).
Penyebaran pohon ujung atap di Indonesia meliputi wilayah berikut ini :
- Kalimantan Barat - Cagar Alam Muara Kendawangan, dan sabana pada ketinggian 1.000 m dpl
- Sumatra - Sumatra Utara hingga ke Palembang (biasanya tumbuh di rawa-rawa), Bangka Belitung, dan Kepulauan Anambas
- Sulawesi - Sulawesi Tengah, Tenggara, dan Selatan
- Maluku - Kepulauan Taliabu
- Irian Jaya - Pulau Trangan
- Papua - Pulau Misool
Ciri Ciri Daun Ujung Atap
Daunnya harum (seperti lavender karena mengandung minyak esensial pinena, g-terpinena, p-sinmonena, limonena, linalol, dan lain-lain), tunggal, menggerombol, saling berhadapan, bentuknya seperti jarum, tegak, berukuran panjang 5-11 mm.
Pucuk daun ujung atap berwarna merah tua, dan keras. Pepagan dan percabangan berwarna abu-abu.
Ciri Ciri Bunga Ujung Atap
Bunganya berukuran 3-5 mm, termasuk bunga tunggal, berwarna putih-merah muda, dan tumbuh di ujung percabangan.
Ujung atap berbunga sepanjang tahun, dan berbuah hampir sepanjang tahun pula.
Ciri Ciri Buah Ujung Atap
Buahnya berukuran 5 mm dan berwarna coklat. Buah ujung atap tumbuh pada bulan Juni hingga Oktober dan Februari sampai April.
Ciri Ciri Pohon Ujung Atap
Pohon ujung atap berbentuk semak dengan tinggi maksimal 6 meter dan diameter batang 11 cm.
Meskipun pohon ujung atap memiliki banyak sekali manfaat yang bisa digunakan manusia, namun belum ada yang melakukan pembudidayaan besar-besaran.
Kabar baiknya di sebagian wilayah Pulau Jawa dan diberbagai wilayah Asia Tropis, pohon ujung atap telah ditanam dan perbanyak dilahan-lahan kecil oleh petani tanaman hias karena memang tanaman ini bisa dan sering dipakai sebagai obyek bonsai, tanaman hias, dan tanaman lanskap.
Source : abc.net.au/Bonsai Ujung Atap berusia lebih dari 100 tahun dipajang di Pameran Tanaman Nasional Australia ke-12 |
CARA BUDIDAYA POHON UJUNG ATAP :
Untuk memperbanyak atau budidaya pohon ujung atap bisa dengan cara menyemai bijinya. Biji tersebut dapat berkecambah dalam waktu 6-8 minggu.
Simplisia (bahan dasar obat) dari ektrak ujung atap, secara farmakognosi dikenal sebagai Baeckea Folium, dan setidaknya pada masa lalu, dimasukkan sebagai salah satu simplisia yang wajib tersedia di apotik.
Ekstrak etanol dari ujung atap menunjukkan aktivitas sitotoksik melawan sel leukemia. Tiga flavonoid yang ditemukan dari daun ujung atap, yaitu BF-4, BF-5, dan BF-6.
Dikatakan pula, 50% sel leukemia mati oleh ekstrak metanol dari ujung atap. Sehingga, ekstrak metanol ujung atap mungkin bisa dikomersialkan dan dikembangkan sebagai anti-leukemia di masa mendatang.
Kandungan ekstrak ujung atap lainnya menunjukkan aktivitas anti-inhibisi yang kuat terhadap parasit malaria (Plasmodium falciparum) namun tidak mampu mengatasi babesial (Babesia gibsoni).
Dalam pengobatan tradisional, baik di Malaysia maupun Indonesia, pohon ujung atap digunakan untuk menyegarkan tubuh ibu yang baru saja melahirkan.
Daunnya ini juga bermanfaat sebagai obat gosok ke seluruh tubuh.
Di Lembah Baliem, digunakan untuk obat demam, sakit perut, pengusir nyamuk dan digunakan untuk membuat sapu.
Belum ada Komentar untuk "Ciri Ciri Pohon Ujung Atap (Baeckea frutescens) Di Alam Liar"
Posting Komentar